Usia 3G, Empat Tahun Lagi?

Sepertinya, layanan 3G (generasi ketiga) baru saja bisa dinikmati di negeri ini akhir tahun lalu. Bahkan, masih banyak pelanggan yang bertanya-tanya manfaat apa yang bakal bisa diperoleh dan sebagian juga masih ragu untuk membeli telepon seluler 3G, sementara generasi terbaru 4G diperkirakan sudah beroperasi komersial empat tahun lagi.

Masih mudah untuk diingat ketika NTT DoCoMo memulai bisnis layanan 3G di Jepang tahun 2001. Negeri Sakura bahkan tidak memiliki jaringan GSM seperti negara-negara Asia dan Eropa pada umumnya, tetapi perusahaan tersebut berani melompat melewati negara-negara yang berbasis GSM, termasuk negara di Eropa sekalipun.

Kecepatan sudah diperhitungkan menjadi unsur penting ketika sebuah perusahaan ingin mengembangkan berbagai macam konten, selain memang faktor ekonomi di negeri itu menjadi pendukung utama untuk bisa mengembangkan berbagai aplikasi menarik.

Bahkan, ketika NTT DoCoMo baru meluncurkan layanan 3G, perusahaan ini sudah berani mempersiapkan langkah ke masa depan. Bersama perusahaan komputer Hewlett-Packard, perusahaan itu melakukan penelitian pengembangan 4G mendahului perusahaan-perusahaan lain.

Setidaknya, perusahaan Jepang itu sekarang sudah berani mematok waktu tahun 2010 untuk bisa memberikan layanan 4G setelah melakukan berbagai percobaan belakangan ini. Pesaing terdekatnya adalah Samsung dari Korea Selatan yang akan memulai layanan 4G di Pulau Jeju, Korea Selatan, pada tahun yang sama.

Dalam uji coba melalui produk prototipe, pada saat bergerak bisa didapatkan kecepatan sampai 100 megabit per detik (Mbps) dan keadaan stasioner bisa 1 gigabit per detik (Gbps). Bandingkan dengan 3G yang standarnya mencapai 384 kilobit per detik (kbps), dengan teknologi High Speed Downlink Packet Access (HSDPA) bisa dipercepat sampai 1,32 Mbps atau maksimal 3,6 Mbps, masih sangat jauh di bawah kecepatan 4G.

Selain kedua perusahaan tersebut, sebelumnya China juga disebut-sebut sebagai negara yang pertama akan menerapkan teknologi 4G pada Olimpiade Beijing 2008. India yang belakangan juga melakukan uji coba untuk WiMAX bergerak diam- diam membidik jaringan generasi keempat itu.

Lalu, bagaimana dengan Indonesia?

Saat ini setidaknya pakar dan juga praktisi teknologi informasi seperti Dr Onno W Purbo bersama komunitasnya sudah mempraktikkannya. Hanya saja masalah regulasi tampaknya yang masih jadi batu sandungan untuk pengembangannya, sepertinya pemerintah tetap akan melindungi pemenang tender alokasi frekuensi 3G.

Aplikasi

Kebanyakan pengguna ponsel di Indonesia saat ini masih puas dengan layanan 2G, aplikasi SMS tampaknya tidak akan pernah hilang sekalipun perlombaan kecepatan semakin menjadi-jadi. Faktor ekonomi menjadi kendala dan SMS tampaknya merupakan solusi yang sudah menjawab sebagian besar kebutuhan dasar berkomunikasi saat ini selain komunikasi suara.

Karena itu, tidak mengherankan apabila kebanyakan pelanggan seluler bertanya-tanya, mau apalagi dengan 3G?

Yang dianggap sebagai aplikasi pembunuh dari layanan 3G semula adalah telepon video atau semua layanan yang berbasis pada visual, termasuk pengiriman foto dengan resolusi yang lebih tinggi.

Pengiriman berkas musik memang sudah bisa dilakukan dengan 3G, tetapi kemudahan akan ditemukan pada layanan generasi berikutnya, terutama untuk berkas musik dalam jumlah besar. Generasi keempat ini akan banyak menyempurnakan layanan 3G yang masih dirasakan lambat bagi penggunanya.

Komunikasi video dengan resolusi VGA sudah bisa dilakukan meski tayangan yang terlihat masih terputus-putus. Ambisi dari 4G bahkan lebih dari sekadar komunikasi video beresolusi VGA, tetapi dengan resolusi yang lebih tinggi dan tidak patah-patah. Pengiriman berkas video dalam format HDTV adalah salah satu yang dilirik, di mana untuk siaran televisi digital, dalam hal ini termasuk siaran HDTV saja, saat ini di Indonesia belum ada.

Pada kecepatan 100 Mbps isi sebuah keping DVD, seperti sebuah film berdurasi sekitar dua jam, bisa ditarik dalam waktu hanya 5 menit. Dengan kecepatan yang sangat luar biasa ini, bisa diperkirakan akan muncul produk-produk yang tidak pernah ada sebelumnya.

Mobile TV yang dirintis pada 3G juga akan lebih sempurna, video chat akan menjadi semakin mudah dan menarik. Meski semua ini memerlukan waktu, terutama menyangkut regulasi, alokasi frekuensi, aspek bisnis, dan tentu juga terminal bagi pengguna, belum berkembang seperti 3G.

Dalam hal ini, pengguna internet memang sangat diuntungkan, terutama internet mobile yang akan tumbuh semakin cepat pada era-era mendatang. Layanan e-mail dorong seperti BlackBerry, yang belum lama naik ke kelas ke 3G, tampaknya juga akan mendapat mesin roket yang lebih cepat empat tahun kemudian setelah layanan komersial 4G tergelar.

Masih sangat sulit memastikan konten apa yang akan berkembang dengan kecepatan akses yang jauh lebih tinggi dari sekarang ini. Namun, dari sini sebenarnya banyak terbuka peluang bisnis yang sangat lebar untuk investasi ke depan dan diperkirakan pengembangan konten 3G yang dilakukan sekarang akan berlanjut dan tidak sia-sia karena proses evolutif tetap akan berlaku.

4G

Perjalanan selama kurun waktu empat tahun ke depan sepertinya bisa terlewati meski tentu banyak persoalan untuk melakukan rintisan menuju ke layanan 4G. Secara prinsip, jaringan 4G merupakan sebuah jaringan yang beroperasi berdasarkan teknologi internet, seluruhnya sudah berbasis packet switched, tidak lagi gabungan antara circuit switched dan packet switched seperti pada 3G.

Pada aplikasinya, teknologi internet akan dikombinasikan dengan teknologi nirkabel yang sekarang banyak dikembangkan, seperti Wireless Fidelity (WiFi) atau yang disebut Wireless LAN (WLAN) dan juga (World Interoperability for Microwave Access (WiMAX) atau yang oleh orang Korea disebut Wireless Broadband (WiBro).

Kecepatan akses berkisar 100 Mbps (untuk akses bergerak melalui jaringan telepon nirkabel) sampai 1 Gbps untuk keadaan stasioner. Pada keadaan bergerak bisa diterapkan dengan WiMAX bergerak dan untuk keadaan diam menggunakan jaringan WiFi dalam bentuk hot-spot di tempat tertentu.

Sementara upaya menuju ke 4G sedang dilakukan, tampaknya perusahaan seperti Samsung sudah mempersiapkan kecepatan transfer data sampai 3,5 Gbps dengan menggunakan teknologi yang mereka sebut 8x8 MIMO (Multi-Input Multi-Output). Bahkan, perusahaan Korea ini sekarang sudah merintis terminal WiMAX bergerak yang sempat dipamerkan di Jakarta beberapa waktu lalu dalam bentuk seperti PDA.

Perusahaan ini bahkan sudah merencanakan memenuhi kebutuhan sistem dan ponsel mobile WiMAX untuk operator Sprint Nextel selain merencanakan untuk memenuhi kebutuhan layanan mobile WiMAX secara komersial untuk sembilan operator besar di tujuh negara yang berbeda, termasuk di antaranya Amerika, Italia, dan Brasil.

Untuk kondisi seperti Indonesia sendiri baru sampai pada tahap penyediaan alokasi frekuensi untuk WiMAX bergerak pada pita frekuensi 2,3 GHz. Diperkirakan, implementasinya paling cepat pertengahan tahun mendatang atau bahkan akhir tahun, tergantung dari prospek bisnis yang ada di negeri ini.

Sementara untuk spektrum frekuensi bagi teknologi 4G, baru akan diputuskan dalam World Radiocommunication Conference pada bulan Oktober mendatang. Seperti halnya NTT DoCoMo dan Samsung, layanan 4G diperkirakan baru dilakukan empat tahun mendatang.

Sumber : Kompas (AW Subarkah).

 

 

Google
 

HOME :: BIMBINGAN TUGAS AKHIR :: ARTIKEL TEKNOLOGI :: ARTIKEL LAINNYA :: LINK PENTING :: BUKU TAMU

Copyright © 2008 Sinau Online.